- Back to Home »
- Learning »
- Interface pada SIM
Posted by : utamibiran
Selasa, 17 November 2015
INTERFACE
Interface atau antarmuka secara umum
adalah sebuah titik, wilayah, atau permukaan dimana dua zat atau benda berbeda
bertemu; dan digunakan secara metafora sebagai perbatasan antar benda. Bentuk
kerjanya berarti menghubungkan dua titik atau lebih benda pada suatu
titik atau batasan yang terbagi, atau untuk menyiapkan kedua benda untuk tujuan
tersebut.
Secara
khusus, pengertian interface dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang:
1.
Interface
pengguna adalah fungsi dan atribut sensor dari suatu sistem (aplikasi,
perangkat lunak, kendaraan, dll) yang berhubungan dengan pengoperasiannya oleh
pengguna.
2.
Di
bidang teknik komputer, interface adalah :
·
Batasan
fifik dari subsistem atau alat.
·
Sebuah
bagian atau sirkuit di beberapa subsistem yang mengirim atau menerima sinyal ke
atau dari subsistem lainnya: antamuka jaringan, antarmuka video, kartu network.
·
Sebuah
standar yang menjelaskan sebuah himpunan karakteristik yang berfungsi,
karakteristik interkoneksi fisik umum, dan karakteristik signal untuk
pertukaran data atau signal; antarmuka USB, antarmuka SCSI .
a.
Di
bidang telekomunikasi, interface merupakan sebuah titik terkoneksi antara
pengguna peralatan terminal dan fasilitas komuikasi komersial.
b.
Untuk
bidang teknik softwaqre, interface adalah sebiah spesifikasi dari properti
sebuah komponen software yang komponen lainnya dapat bergantung kepadanya.
c.
Di
bidang kimia, interface adalah permukaan antara dua fase yang berbeda dan
campuran “heterogeneous”.
d.
Di
bidang geologi, interface adalah sebuah permukaan atau lapisan “anamlous”
antara dua “epoch” geologikal yang berbeda atau jenis batuan.
e.
Untuk
sistem operasi, interface merupakan suatu layanan yang disediakan sistem
operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan sistem operasi.
Interface dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: CLI (Command Line Interface) dan GUI (Graphics User Interface).
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN
SIM adalah serangkaian sub-sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu
menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna
meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer dasar
kriteria mutu yang telah ditetapkan . Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai
dengan kebutuhan yang sama.
Dalam teori SIM, komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan computer. Bagaimanapun untuk melakukan koordinasi dalam SIM akan lebih terbantu jika melibatkan Komputer. Berbagai instansi perusahaan maupun pendidikan kini memerlukan SIM. Dengan pengelolaan SIM yang tepat, tentunya perusahaan berikut akan berkembang.
Dalam teori SIM, komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan computer. Bagaimanapun untuk melakukan koordinasi dalam SIM akan lebih terbantu jika melibatkan Komputer. Berbagai instansi perusahaan maupun pendidikan kini memerlukan SIM. Dengan pengelolaan SIM yang tepat, tentunya perusahaan berikut akan berkembang.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan
sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan
partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal
membangun SIM karena :
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan
para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem
dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan
manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan
pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis
dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai
keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan
diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah
SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan
pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara
teliti agar mampu melayani tugas utama.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi
kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit
organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk
laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.
PERAN INTERFACE
TERHADAP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem Informasi Manajemen memiliki
sub-sitem informasi. Dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran
Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan
hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya
berperan ganda. Untuk itu Berikut ini kami akan menjelsakan bagaimana alur
pembentukan subsistem,
Pembentukan
Subsistem :
1.
Factoring
(Pengunsuran)
·
Dalam
pembentukan subsistem, pertamakali harus mengetahui konsep sebuah sistem(yang
terdiri dari banyak subsistem).
·
Hal
tsb menuntut perancangnya untuk mempertimbangkan sistem sebagai suatu
keseluruhan.
·
Tapi
keseluruhan sistem mungkin terlalu besar untuk dianalisis secara terperinci
oleh karena itu sistem dibagi atau diuraikan atas subsistem.
·
Batasan(boundary)
daninterface disetiapsub sistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa
hubungan semua subsistem adalah keseluruhan.
·
Contoh
factoring yaitu:
Sebuah pengolahan informasi. Sistem yang ditelaah adalah sistem informasi. Tapi ada terlalu banyak detil didalam sistem untuk dipelajari seluruhnya sekaligus secara cermat. Oleh karena itu digunakan pengunsuran(Factoring) menjadi subsistem seperti :
Sebuah pengolahan informasi. Sistem yang ditelaah adalah sistem informasi. Tapi ada terlalu banyak detil didalam sistem untuk dipelajari seluruhnya sekaligus secara cermat. Oleh karena itu digunakan pengunsuran(Factoring) menjadi subsistem seperti :
a.
Sistem
informasi dibagi atas subsistem, yaitu:
o Penjualan
o Personalia dan
Daftar Gaji
o Persediaan
barang
b.
Setiap
subsistem dibagi atas sub subsistemlagi, yaitu:
o
Penyesuaian
file daftar gaji personalia.
o
Laporan-laporan
personalia.
o
Daftar
gaji harian.
o
Daftar
gaji bulanan.
o
Lap.
Daftar gaji untuk manajemen.
c.
Bila
tugasnya (perancang) adalah: merancang dan memprogram sistem baru, maka
subsistem daftar gaji harian dapat diunsurkan menjadi modul-modul pengolahan
seperti:
o
Edit
masukan
o
Perhitungan
pembayaran kotor
o
Perhitungan
pemotongan & pembayaran bersih
o
Pencatatan
daftar gaji
o
Penyiapan
pengendalian audit
2.
Simplifikasi(Penyederhanaan)
·
Setiap
subsistem berintegrasi dengan yang lainnya dengan sebuahi nterface disebut
jalinan antar personil yang berbeda pekerjaan dan bagian.
·
Interface
berpotensi untuk berkomunikasi antar subsistem dan setiap interface. mengandung
sebuah jalur komunikasi.
·
Oleh
karena sistem terdiri dari sangat banyak subsistem, maka ada simplifikasii
nterface dan komunikasi antar sistem(subsistem-subsistem).
·
Contoh:
Rumus banyaknya jalinan= 1/2n(n-1)
dimanan = banyaknya subsistem dalam sebuah sistem. Misalkan saja 4 subsistem dalam sebuah sistem, maka banyaknya jalinan= ½*4*(4-1) = 6.
dimanan = banyaknya subsistem dalam sebuah sistem. Misalkan saja 4 subsistem dalam sebuah sistem, maka banyaknya jalinan= ½*4*(4-1) = 6.
3.
Cluster
(gugus)
·
Tentukan
subsistem berintegrasi dengan yang lainnya. Kemudian dibuatkan jalur interface
dalam gugus database.
Jalur interface dari gugus database sebuah subsistem kegugus database subsistem
lainnya.
dalam gugus database.
Jalur interface dari gugus database sebuah subsistem kegugus database subsistem
lainnya.
·
Sebuah
database mengadakan interface dengan program komunikasi data ini melalui
interface dbms
·
Jadi
penggugusan subsistem hanya untuk simplifikasi atau menyederhanakan pola
interface (program-program mengakses atau menggunakan) database antar
subsistem.
4.
Decoupling
(pemisahan)
·
Metode
ini digunakan agar tidak menggunakan analisis interaksi yang tetap. Seperti: 2
subsistem yang berhubungan erat membutuhkan koordinasi yang sangat ketat.
Contoh: subsistem persediaan (bahan baku) dan subsistem produksi.
Contoh: subsistem persediaan (bahan baku) dan subsistem produksi.
·
Bahan
baku tiba dipabrik langsung diproduksi. Penyerahan bahan baku harus diatur
waktunya dengan tepat. Gunanya untuk:
o
menghindari
penundaan dalam produksi
o
terlalu
cepatnya datang bahan baku
o
tempat
penyimpanan dan tenaga pengolahan
Hal ini membuat
operasi produksi(inti usaha) yang dijalankan tidak bebas atau nyaman.
·
Subsistem
bahan baku dan subsistem produksi harus dipisahkan agar sistem dapat beroperasi
lebih nyaman, karena:
o
Sistem(masing-masing
subsistem) dapat mengkomunikasikan lewat jalur interface untuk menyeimbangkan
perbedaan tingkat masukan dan keluaran.
o
Adanya
subsistem bahan baku sebagai penyangga data (data buffer) bila terjadi proses
produksi yang harus dikerjakan dadakan karena tingginya tingkat permintaan.
o
Proses
bahan baku/kualitas bahan baku dapat dikoordinir dikendalikan dengan cost
relatif jauh lebih rendah dan kondisi/ciri-ciri sesuai yang kita inginkan.