Popular Post

Posted by : utamibiran Selasa, 09 Februari 2016



Malam, satu kata penuh hening yang harus setiap hari hadir. Galau? Mungkin lebih tepatnya merasa sendiri, karena Tuhan memberi malam bukan untuk alasan buruk. Malam tak sejahat itu.

Selalu terlintas dikala malam datang, masa depan, angan, cita-cita, cinta, bahkan hingga kesendirian. Malam selalu memberi inspirasi lebih karena lebih dari 10 jam aku beraktivitas seperti manusia pada umumnya, dan puncak dari segala cerita? Ya Cuma ada di malam hari.

Hai kamu, hai malam, dan hai esok semoga terus bahagia. Aku yakin, apa yang Tuhan berikan semuanya tentang kebahagiaan. Cuma mungkin, kebahagiaan itu hadir harus melewati sebuah pelajaran. Bahas masa lalu yuk.

Masa lalu? Kelam, kenapa? Karena yang indah tak mungkin berakhir? Tapi malam ini, masa lalu yang aku maksud lebih dari sekedar cinta. Yap, dia yang jauh diatas kata cinta. LEBIH DARI SEKEDAR CINTA.

Namanya Annia Ukhti Faradina, cantik, pintar, baik, jujur, kesayanganku, penyempurna hidup. Panggilan sayangku untuknya? Inoy J

Kisah kita bermula dari tahun 2007, kenaikan kelas 2 SMP. Kita 1 kelas, masuk kelas favorite saat itu. Isinya? Duuuuhh ngerasa ga guna pertama kali masuk, hening. “Jauh sama kelas gue dulu ini sih ni, kelas lo dulu gini juga?” Pecahku saat dia duduk disebelahku. “Ih jaauhhh kelas gue dulu asik berisik ya lo tau lah tam gimana kelas 7.3 dulu” “Ni, kita serius belajar tapi jangan jaim ya kalo ketawa. Sekolah dibikin stres bakal musingin”. Sejak hari pertama itu, aku dan inoy seperti saudara kembar. Tak pernah terpisah. Tidur dikelas bareng, pongo bareng, ngeledek orang bareng, cabut bareng, ngecengin orang bareng, nipu guru bareng, konyollah pokoknya. Dirumahku, bahkan seperti rumahnya, mamaku mamanya inoy, adeku adenya inoy juga. Sampai saat inoy pacaran dengan tetanggaku, sebut dia gemblung. Setiap hari sabtu inoy nginep dirumahku. “Malem mingguan” katanya. Aku? Sendiri hehehe jadi nyamuknya mereka aja udah.

Tapi ada yang aneh dari malam minggu kala itu, inoy disini tapi gemblungi tak datang. Dia bilang gemblung ada acara keluarga. Untuk menghibur, aku ajak inoy keluar buat sekedar makan. Saat perjalanan, inoy cerita. “Dep, si gemblung akhir-akhir ini susah angkat telfonnya. Dia kya ngejauh gitu dep gue takut.” Duuuh aku masih SMP, PR matematikaku lebih susah dan penting untuk aku pikirkan. Tapi kembali, siapa yang bertanya? Hehe sahabat terbaikku. “Mungkin lagi banyak tugas kali noy, atau lg sibuk sama basketnya, atau dia sibuk cari pacar lagi hahaha bercanda deng keliatannya dia sayang banget sama lo. Ga mungkinlah” sambil ketawa digelitikin inoy “Deeeep please deeeeeh yaaaaa gue udah sayang banget sama si gemblunggg jangan bikin geregetan deh”. Saat sampai, inoy makan. Lahap sekali, seperti tidak sama sekali memikirkan apa yang sebenarnya menumpuk dibenaknya. Dia hebat, sangat amat tangguh seperti ibunya J

Saat selesai makan, inoy banyak cerita tentang indahnya gaya pacaran jaman SMP. Iri? Tidaaaak. Aku tak pernah iri dengan indahnya hidup inoy, karena aku selalu ikut serta didalam bahagianya. Sudah mulai larut, mari pulangggg....

Tunggu-tunggu, itu siapa. Kaya kenal. Semoga inoy ga liat, semoga inoy sibuk main hp. Dan akupun memperlambat lajuku. Dasar bodooooh. Bodoh aku rasa aku menyerahkan emas kedalam lumpur. Dan berharap kilaunya tetap terlihat. “DEEEEEEPPP ITU GEMBLUUUUNGGGG KOK SAMA CEWEEEE MESRAAAA!!! KEJAR DEPPPP!!!!” Aku taku, takut emasku kehilangan kilaunya. Tuhaaaan L “DEP BERENTI SEKARANG!” Diapun mengambil alih kemudi dan mengejar... Aku? Diam! Shock! Sakit! Aku tau rasanya. Saat inoy sampai didepan rumah gemblung, dan wanita itu pergi. Inoy mengejutkan gemblung. “Mblung itu tadi siapa!!! Kamu bilang kamu acara keluarga!!! Acara keluarga sama mantan? Mblung kamu ga mikir blablablabla....” Kilaunya perlahan redup. Aku hanya terdiam dan melihat air mata bercucuran. Aku mengajak inoy pulang. Dan dia minta aku untuk mengantarnya kerumahnya. Aku telfon mamaku dan izin bermalam dirumahnya. Aku terus menenanginya. Terus terus hingga dia tertidur. Maafkan aku Tuhan L

Hari terus berganti hingga tiba disaat perpisahan SMP. Pisah? Aku dan inoy bahkan hingga detik ini masih menyatu. SMA dimulai.

Kisahku? Sudah di Secangkir Kopi. Ini masih tentang dia, yang lebih dari sekedar cinta. Inoy masih sering tidur dirumahku, berbagi cerita denganku. Dari yang kesel, sedih, sampe seneng. Dari urusan sekolah, temen, sampe pacar masih jadi urusanku juga. Dia bilang ada laki-laki berkumis (Kita berdua emang kumis addict) yg lagi deketin dia, temen main Uno disekolah katanya. Sebut dia kumis. “Deeeep gue ditembaaak sikumisss” suara bahagia menggelegar diujung telfonku “Cieeee primadona belum apa2 udah ada yang ngegaet, kumisaaan lagiiii” diapun melanjutkan ceritanya sampai saat lelah dan dia tertidur TELFONNYA BELUM DIMATIIN INOY !!! PEON !!!

Huuuh akhirnya dia berkilau lagi J Minggu pertama “Dep gue ga kesana yaa gue diajak jalan sama kumis” Dan semakin sempit waktuku berdua dengannya. Tapi, dia bahagia. Dia tetap bercerita walau sedikit tapi dia tak pernah lepas dariku. Terimakasih Tuhan Terimakasih.

Saat itu beberapa bulan dari hari jadi mereka, dia datang kerumah cerita tentang kebahagiaan mereka tapi rautnya berbeda. Dia tak seperti yang aku lihat bahagianya. Ini bukan bahagianya seutuhnya. “Noy, baik-baik ajakan?” Dia menghela nafas dan membuka semuanya “Sangat bahagia dep, gue bener-bener bahagia banget pacaran sama kumis. Walau dia agak posesif....” “HAH? Apa noy? Dia posesif? Lo mau tumben” “Ntahlah dep, gue ikut dance aja gak boleh. Lo taukan gue suka itu. Gue mau main itu harus sama dia. Dia ga tau aja ini gue kesini” Aku? Tersenyum dan diam J Noy, jangan pernah takut kehilangan sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk berada disamping kita. Mungkin Tuhan kirim dia, untuk dibelakang (penyempurna) bukan disamping (pendamping).

Beberapa minggu setelah itu, dia menelfonku dan tak seperti nada biasanya dia putus. Bergegas aku menghampiri rumahnya. Dia? Menangis bercucuran. Aku tanya apa alasannya katanya dia posesif dia juga bilang sudah tak sepaham. Ntah apa  yang si kumis itu maksud dengan “paham” aku pikir dengan mereka memutuskan memiliki status, mereka sudah sejalan.

Dan beberapa minggu setelah itu, inoy bahagia lagi. Karena apa? Cinta? Bukan! Inoy bukan orang yang mudah beralih. Dia bilang dia ikut dance dan dia akan refreshing dengan teman-temannya di salah satu villa dipuncak. Teman-temannya? Yap, ada kumis J

Ntah bagaimana ceritanya, aku tau inoy kuat inoy hebat inoy tangguh. Tapi mereka lupa, yang kuat hebat dan tangguh itu Inoy. Bukan kesehatannya!

Aku dapati kabar dari keluarganya inoy sakit sepulang dari puncak “Tam, nia sakit kerumah ya...” Saat sampai dirumahnya, sedih, hancur, ntah apa lagi yang ada diotakku melihat dia kebahagiaanku seperti ini. Sehat J Segar J tapi kosong, hampa. AKU. Bahkan dia tak mengenal aku siapa. Aku berusaha sekuatku membuka segala kenangan. Yang dia lakukan? Hanya “Ayo kita sholat, ayo baca Al-Qur’an” Ya Tuhaaaaan apa lagi? Aku baru kehilangan kilau emasku, jangan kau ambil pula emasnya. Aku butuh teman hidup seperti dia. Kebahagian tanpa materi. Kebahagiaan karena ketulusan. Jangan gantikan dengan apapun yang lebih baik dari ini. Karena dia yang terbaik Tuhan.

Tak sedikitpun inoy mengingatku. Ingat kekonyolan kita selama 4tahun belakang ini. Dia membaik katanya, tapi hanya beberapa hari. Dan diopname. Noy, kita belum manggung berdua loh. Lo mau akustikan kan sama gue? Kita belum jadi bidan loh. Kita belum umroh bareng noooyyy! KUAT! Inoy kesayangannya tami. Inoy belum cerita kebahagiaan inoy waktu di puncak. Aku menjenguknya, bersama teman-teman yang lain. Karena terbatas, kami hanya ber3 masuk keruangannya. Sampai disampingnya, Terimakasih Tuhan telah izinkan dia mengenalku lagi. Dia tak mengeluarkan 1 patah katapun, tapi dia hanya memandangku dan menggenggam erat tanganku. Kedua tanganku. Dan, inoy menangis. Tuhan, dia mengenalkuuuu dia ingin bicaraaa beri dia kekuatan untuk semua ini. Beri dia kesembuhan untuk terus berbagi cerita dan terus berkilau. Dia malamku Tuhan.

Dan akhirnya, Inoy yang kuat dan tangguh keluar dari rumah sakit tanggal 23 Agustus 2010 J Maafin tami ya noy, belum jadi yang sempurna buat inoy. Maafin tami ga bisa bahagiain inoy. Tunggu tami di surga ya sayang... Terimakasih yaAllah udah ciptain malaikat tanpa sayap kaya Inoy.

Ohya diparagraf ke 13, ada kalimat buat inoy. Yang sekarang, kalimat itu jadi buat tami.

Jangan pernah takut kehilangan sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk berada disamping kita. Mungkin Tuhan kirim dia, untuk dibelakang (penyempurna) bukan disamping (pendamping) –Utami Prtw 21th-

Ada yang indah dari masalalu? Dia bukan indah, dia penyempurna, penyemangat, penyihir dunia kelam dan ada yang aku sebut lebih dari sekedar cinta, dia Annia Ukhti Faradina.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Utami Pratiwi -